Selasa, 24 April 2012
asuhan keperawatan pada tumor kulit
- PENGERTIAN
1. Tumor kulit adalah suatu benjolan yang
dapat berbentuk dari berbagai jenis sel – sel dalam kulit ( sel-sel epidermis ,
melanosit ). Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau tumor ganas,
dapat terletak dalam epidermis atau menembus kedalam dermis dan jaringan
subkutan (Arif Muttaqin, 2010)
2. Tumor Kulit adalah tumor yang
terbentuk dari berbagai jenis sel seperti sel-sel epidermis, dan melanosit.
Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas, dapat terletak dalam
epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan.(Price Sylvia,
2006)
- ANATOMI &
FISIOLOGI
1.
Anatomi
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh
tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit (integumen)
mencakup kulit pembungkus permukaan tubuh berikut turunannya termasuk kuku,
rambut dan kelenjar. Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian
luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit berhubungan dengan
selaput lendir yang melapisi rongga lubang masuk. Pada permukaan kulit bermuara
kelenjar keringatdan kelenjar mukosa.
Kulit disebut juga integumen atau kutis yang tumbuh dari
dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan epidermis dan
jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam). Lapisan kulit terdiri atas :
a.
Epidermis
(kulit ari)
Lapisan paling luar terdiri atas
lapisan epitel gepeng. Unsur utamanya adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan
sel melanosit. Epidermis dibina oleh sel-sel epidermis terutama serat-serat
kolagen ddan sedikit serat elastis. Kulit ari terdiri atas beberapa lapis sel
dan tiap sel-sel berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel secara mitosis,
lapisan tersebut terdiri atas :
1)
Stratum
korneum (stratum corneum)
Lapisan ini terdiri atas banyak sel
tanduk (keratinasi), gepeng, kering, dan tidak berinti. Zat tanduk merupakan
keratinin lunak yang susunan kimianya berada dalam sel-sel keratin keras.
2)
Stratum
lusidum (stratum lucidum)
Lapisan ini terdiri dari beberapa sel
yang sangat gepeng dan bening.
3)
Stratum
granulosum (stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-3 lapis sel
poligonal yang agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma berisi butiran
(granula) keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin.
4)
Stratum
spinosum (stratum spinosum)
Lapisan ini terdiri atas banyak
lapisan sel berbentuk kubus dan poligonal, inti terdapat di tengah dan
sitoplasma berisi berkas-berkas serat yang terpaut pada desmosom (jembatan
sel).
5)
Stratum
malpigi (stratum malpighi)
Unsur-unsur lapis taju yang mempunyai
susunan kimia yang khas.
b.
Kulit
jangat (Dermis)
Batas dermis sangat sukar ditentukan
karena menyatu dengan lapisan subkutis (hipodermis), ketebalannya antara 0,5-3
mm, beberapa kali lebih tebal dari epidermis, dan dibentuk dari komponen
jaringan pengikat. Kulit jangan terdiri atas serat-serat kolagen, serabut-
serabut elastis, dan serabut-serabut retikulin. Lapisan epidermis terdiri atas
:
1)
Lapisan
papil
Mengandung lekak-lekuk papila sehingga
stratum malpighii juga ikut berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat
longgar yang membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratum spongeosum.
2)
Lapisan
retikulosa
Lapisan ini mengandung jaringan pengikat rapat dan
serat kolagen.
c.
Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) yang terdiri atas jaringan pengikat longgar,
komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak. Selain lapisan tersebut,
kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku, semua itu
disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak dilapisan dermis yang terjadi
atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula
sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut)
dan yang di atas kulit (batang rambut).
2.
Fisiologi
Kulit mengandung berbagai ujung
sensorik, termasuk ujung saraf yang tidak bermielin (selaput).
Fungsi kulit pada manusia antara lain
:
a.
Fungsi
proteksi : menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik.
b.
Fungsi
absorbsi : kulit yang sehat tidak mudah menyerap air dan larut, tetapi cairan
yang mudah menguap akan lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam
lemak.
c.
Fungsi
ekskresi : kelenjar kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna (zat sisa
metabolisme) berupa Na, Cl, ureum, asam urat, dan amonia.
d.
Fungsi
persepsi : kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
untuk merangsang panas yang diterima oleh dermis dan subkutis, rangsangan
dingin oleh terjadi di dermis.
e.
Fungsi
pengaturan suhu tubuh : kulit berperan mengeluarkan keringat dan kontraksi otot
dengan pembuluh darah kulit.
f.
Fungsi
pembentukan pigmen : terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi
saraf. Melanosit membentuk warna kulit.
g.
Fungsi
keratinasi : keratonosit melalui proses sintesis dan generasi menjadi sel
tanduk yang berumur ± 14-21 hari. Selain itu juga memberi perlindungan kulit
terhadap infeksi secara mekanisme fisiologis.
h.
Fungsi
pembentukan Vit.D : pembentukan Vit.D berlangsung dengan mengubah dihidroksida
kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
C.
KLASIFIKASI TUMOR KULIT
1.
Tumor
Jinak (Benigna)
a.
Kista.
Kista pada kulit
merupakan rongga berdinding epitel yang berisikan bahan cair atau padat.
1)
Kista
epidermis (epidermoid) sering terjadi dan dapat dideskripsikan sebagai tumor
yang menonjol, kenyal serta tumbuh lambat dan paling sering ditemukan di daerah
wajah, leher, dada bagian atas serta punggung .
2)
Kista pilaris (kista
trichlemmal), yang mula-mula dinamakan kista sebasea, paling sering
ditemukan pada kulit kepala. Kista ini ditampanya berasal dari folikel rambut
bagian tengah dan dari sel-sel selubang luar rambut.
b.
Keratosis seborea. Tumor ini merupakan lesi benigna yang menyerupai veruka
dengan berbagai ukuran dan warna, yang bervariasi dari warna coklat cerah
hingga hitam. Kista seboreika biasanya terdapat pada muka, bahu, dada serta
punggung, dan merupakan tumor kulit yang paling sering terlihat pada
orang-orang usia baya dan lansia. Kista tersebut mungkin secara kosmetik tidak
dapat di toleransi oleh pasien, dan keratosis yang berwarna hitam dapat di
diagnosa secara keliru sebagai melanoma maligna. Terapinya adalah pengangkatan
jaringan tumor dengan cara eksisi, elektrokauter dan kuretase, atau dengan
menggunakan karbon dioksida atau nitrogen cair.
c.
Keratosis aktinika merupakan lesi kulit pramalignan yang
tumbuh pada daerah tubuh yang terkena sinar matahari terus-menerus. Keratosis
ini tampak sebagai bercak-bercak yang kasar, bersisik dengan eritema dibaliknya. Lesi ini secara
berangsur-angsur dapat berubah bentuk menjadi karsinoma sel skuamosa kulit.
d.
Veruka (kutil, wart). Veruka merupakan tumor kulit yang
sering ditemukan dan disebabkan oleh infeksi virus human papilloma yang
tergolong kedalam kelompok virus DNA. Semua kelompok usia dapat terkena,
kendati keadaan ini paling sering ditemukan diantara usia 12 dan 16 thn. Ada
banyak tipe veruka. Biasanya veruka merupakan kelainan yang asimtomatik,
kecuali kalau terjadi pada daerah yang menahan beban tubuh seperti telapak
kaki. Veruka dapat diterapi dengan sinar laser yang diarahakan secara local,
nitrogen air, plester asam salisilat, elektrokauter atau dengan larutan
canthridin.
e.
Veruka venereal. Veruka yang terjadi didaerah genital
dan perianal ini dikenal sebagai condyloma acumminata dan ternyata ditularkan
lewati hubungan seks. Jenis veruka ini dapat diterapi dengan larutan podofilin
dalam tingtura benzoin yang diolesakan pada veruka dan kemudian dibasuh. Bentuk
terapi lainnya mencakup nitrogen cair, bedah beku, bedah electron dan kuretase.
f.
Angioma (tanda lahir). Tanda lahir merupakan tumor vasikuler
benigna yang melibatkan kulit dan jaringan subkutan. Tumor ini dapat ditemukan
sebagai bercak yang datar dan berwarna merah, ungu (angioma portwine) atau lesi
noduler yang menonjol dan berwarna merah terang (angioma strobery). Angioma
yang disebutkan terakhir ini memiliki kecenderungan untuk mengalami involusi
yang spontan . sebaliknya ,angioma portwine biasanya akan bertahan tanpa batas
waktu. Sebagian pasien menggunakan kosmetik penutup ( covermark atau dermablend
) untuk menyamarkan cacat tersebut . Sinar laser argon kini digunakan untuk menghilangkan berbagai angioma
dengan keberhasilan tertentu.
g.
Nevus pigmentosus (mola). Mola merupakan tumor kulit yang
sering ditemukan dengan berbagai ukuran dan warna yang berkisar dari coklat
kekuningan hingga hitam. Tumor ini dapat berupa lesi berbentuk macula yang
datar atau nodul atau papula yang menonjol dan kadang-kadang berisi rambut, sebagian
besar nevus pigmentosus merupakan lesi yang tidak berbahaya kendati demikian, pada
kasus-kasus yang jarang dijumpai dapat terjadi perubahan maligna dan pada lokasi
nevus tumbuh melanoma. Sebagian pakar merasa bahwa semua mola congenital harus
di angkat karena insidensi perubahan malignanya yang tinggi. Nevus yang
memperlihatkan perubahan warna atau ukuran , atau yang menjadi nevus yang
symptomatic (gatal) atau yang tepinya ireguler harus diangkat untuk menentukan
apakah sudah terjadi perubahan malignan.
h.
Keloid. Keloid merupakan pertumbuhan benigna
jaringan fibrosa yang berlebihan pada lokasi sikatrik atau trauma. Keloid lebih
sering dijumpai diantara orang-orang berkulit gelap. Keadaan ini bersifat
asimtomatik kendati dapat menyebabkan masalah kosmetika dan cacat fisik.
Terapinya yang selalu tidak berhasil dengan memuaskan terdiri atas eksisi
keloid, penyuntikan kortikosteroid intralesi dan radiasi.
i.
Dermatofibroma. Dermatofibroma merupakan tumor
benigna jaringan ikat yang sering dijumpai dan terutama terjadi pada
ekstremitas. Tumor ini berupa papula atau nodul berbentuk kubah yang dapat
berubah warna seperti warna kulit atau berwarna coklat kemerahan. Biopsy eksisional
dermatofibroma merupakan metode terapi yang dianjurkan.
j.
Neurofibromatosis ( penyakit von
Recklinghausen ).
Neuro fibromatosis merupakan kelainan herediter yang bermanifestasi dalam
bentuk bercak-bercak berpigmen ( macula café-au-lait ), bercak coklat di daerah
aksila dan neurofibromatosis kutaneus yang ukurannya bervariasi. Perubahan
pertumbuhan dapat pula terjadi pada system saraf, otot tulang. Degenerasi
malignan neurofibroma dapat dijumpai pada sebagian pasien.
2.
Tumor
Ganas
a. Karsinoma sel basal
(Basalioma)
Karsinoma sel basal adalah kanker
kulit yang paling sering ditemukan berasal dari sel-sel epidermis sepanjang
lapisan basal.
1) Etiologi
Penyebab pasti belum diketahui, tetapi
ada faktor yang menjadi predisposisi terjadi basalioma.
a)
Spectrum
sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang memiliki panjang
gelombang yang berkisar antara 280 sampai 320 nm. Spectrum ini terutama
bertanggung jawab dalam membakar dan membuat kulit menjadi coklat.
b)
Orang
yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup didalam kulit
untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat terlentang terhadap kerusakan pada
sinar matahari. Orang yang paling beresiko itu adalah yang berkulit cerah,
bermata biru, berambut merah yang nenek moyangnya berdarah celtic, atau dengan
warna kulit yang merah muda atau cerah disamping orang yang sudah lama terkena
matahari tanpa terjadi perubahan warna kulit menjadi coklat kekuningan .
c)
Para
pekerja yang mengalami kontak dengan zat zat kimia tertentu (senyawa arsen,
nitrat, batu bara, teraspal serta parafin).
d)
Xeroderma
pigmen tosum: penyakit ini merupakan penyakit resesif autosomal yang menjadi
predisposisi penuaan pada kulit, dimulai dengan perubahan pigmen
e)
Orang
yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker
kulit setelah 20 sehingga 40 tahun kemudian.
2) Patofisiologi
Karsinoma sel basal biasanya dimulai
sebagai nodul kecil seperti lilin dengan tepi yang tergulung, translusen dan
mengkilap, pembuluh darah yang mengalami telangiektasia dapat dijumpai. Dengan
tumbuhnya karsinoma akan terjadi ulserasi pada bagian tengahnya dan terdapat pembentukan
krusta. Karsinoma sel basal ditandai oleh invasi dan erosi jaringan yang saling
menyatu. Karsinoma ini jarang bermetastase, tetapi rekurensi sering terjadi.
Lesi yang diabaikan dapat menyebabkan kehilangan hidung, telinga, atau bibir.
3) Manifestasi
Klinis
a)
Tumor
berawal sebagai benjolan licin yang sangat kecil (nodul) dan tumbuh sangat
lambat.
b)
Pada
bagian tengah nodul bisa terbentuk tukak atau keropeng.
c)
Kadang
kanker tumbuh mendatar dan tampak seperti jaringan
d)
Batas
pinggir kanker kadang tampak memutih.
e)
Kanker
bisa mengalami perdarahan dan membentuk keropeng lalu sembuh, sehingga
penderita menduganya sebagai luka dan bukan kanker.
f)
Sebetulnya
pergantian antara perdarahan dan penyembuhan ini merupakan ciri yang khas untuk
karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa
4) Penatalaksanaan
Medis
Kuret dengan alat diseksi lisrtik,
scalpel, radiasi, bedah dengan bahan kimia, dan bedah beku. Kanker sel basah dengan
diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan scalpel atau alat diseksi
listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastika diagnostic. Terapi
sinar rontgen boleh diberikan pada penderita telah berusia 60 sampai 70 thn
dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata , daun telinga , atau
bibir .pembedahan dengan bahan kimia baik untuk mengobati kanker besar yang
berinfiltrasi serta sering kambuh , terutama disekitar telinga lipat
nasolabial, dan mata .
b. Karsinoma sel skuamosa
(Skuamosa)
Karsinoma
sel skuamosa ( SCC ) kulit adalah bentuk paling umum kedua dari kanker kulit
menyumbang 20% dari keganasan kulit. Karsinoma sel skuamosa merupakan poliferasi
malignan yang timbul dari dalam epidermis. Karsinoma sel skuamosa sering muncul
pada kulit yang rusak karena terkena sel matahari dan individu lanjut usia.
1) Etiologi
Penyebab
pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa faktor
resiko yang terkait dengan perkembangan karsinoma sel skuanoma, meliputi
hal-hal berikut ini :
a)
Usia
lebih tua dari 50 tahun
b)
Jenis
kelamin laki-laki
c)
Kulit
putih terang; rambut pirang atau coklat terang; mata hijau, biru, atau abu-abu
d)
Kulit
yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari (jenis Fitzpatrick l dan
ll)
e)
Geografi
(lebih dekat ke khatulistiwa).
f)
Paparan
sinar UV matahari dengan kumulatif tinggi.
g)
Paparan
karsinogen kimia (misalnya: arsen, tar )
h)
Imunosupresi
kronis
i)
Kondisi
bekas luka kronis
2)
Patofisiologi
Squamous cell carcinoma ( SCC ) adalah tumor ganas pada keratinosit
epidermis. Beberapa kasus karsinoma sel skuamosa terjadi de novo (tidak adanya
lesi precursor), namun beberapa karsinoma skuamosa berasal dari matahari yang
di sebabkan oleh lesi prakanker dikenal sebagai keratosis actinic. Pasien
dengan keratosis actinic multiple memberikan manifestasi peningkatan risiko
untuk mengembangkan karsinoma sel skuamosa. Karsinoma sel skuamosa yang mampu
infiltrasi pertumbuhan local, menyebar ke kelenjar getah bening regional, dan
metastasis jauh, paling sering ke paru-paru.
3) Manifestasi
Klinis
a)
Karsinoma
sel skuamosa berawal sebagai daerah kemerahan yang bersisik dengan permukaan
berkeropeng yang tidak kunjung sembuh.
b)
Kemudian
tumor akan tumbuh menonjol, kadang permukaannya menyerupai kutil.
c)
Kadang
terlihat seperti sebuah luka terbuka dan tumbuh ke dalam jaringan di bawahnya.
4) Penatalaksanaan
Medis
a)
Eksisi
bedah
Tujuannya
adalah untuk mengangkat keseluruhan tumor. Dengan cara ini, jaringan parut yang
terbentuk tidak akan mudah terlihat. Ukuran insisi tergantung pada ukuran dan
lokasi tumor, kendati biasanya meliputi rasio panjang terhadap lebar yaitu
3:1. Memadainya eksisi dengan pembedahan
dipastikan melalui evaluasi mikroskopik terhadap potongan-potongan specimen.
Apabila
tumornya berukuran besar, pembedahan rekontruksi dengan menggunakan skin flup
atau graf kulit mungkin diperlukan. Luka insisi ditutup lapis demi lapis untuk
memperbesar efek kosmetika. Perban tekan dipasang pada luka untuk penyangga.
Infeksi jarang di jumpai sesudah tindakan eksisi yang sederhana jika tindakan
aseptic bedah yang benar tetap dipertahankan selama dan sesudah operasi.
b)
Terapi
radiasi
Terapi
radiasi sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah di
dekat struktur yang vital. Terapi ini hanya dikerjakan pada pasien berusia
lanjut karena perubahan pada sinar x dapat terlihat sesudah 5-10 thn kemudian dan perubahan malignan pada
sikatrik dapat di timbulkan oleh sinar x setelah 15-30 thn kemudian.
c)
Kemoterapi
Formulasi
kemoterapi topical dari 5- fluorouracil (5-FU) digunakan untuk pengobatan atinik
keratosis dan dangkal karsinoma sel basal. Karsinoma sel skuamosa infasif tidak
harus ditangani dengan kemoterapi topical.
c. Melanoma Maligna
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen
yang terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan di mata, telinga,
saluran pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin.
Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan jumlah
terbesar kematian kanker kulit diseluruh dunia. Deteksi dini melanoma kulit
adalah cara terbaik untuk mengurangi kematian.
1) Etiologi
Umumnya
tidak diketahui tetapi sinar ultra violet paling dicurigai sebagai melanoma
maligna. Umumnya resiko tertinggi dihadapi oleh orang yang berkulit putih atau
cerah, bermata biru, berambut merah atau pirang dengan bercak-bercak,
kecoklatan pada kulitnya.
2) Patofisiologi
Melanoma
bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan berpigmen pada kulit
yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang terpapar sinar matahari,
tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat yang berpigmen. Melanoma
mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh (metastase), dimana akan terus tumbuh
dan menghancurkan jaringan. Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam
kulit, maka semakin besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah
tumbuh jauh ke dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah
bening dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan
atau tahun. Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh
kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang
keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun
melanomanya telah menyebar.
3) Manifestasi
klinis
a)
Lesi
berwarna seperti lebih terang atau lebih gelap
b)
Gatal
c)
Perubahan
bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas serta bertambah tebal,
pertumbuhan horizontal dan vertikal, permukaan tidak rata
d)
Membentuk
tukak
e)
Pendarahan
menandakan proses sudah sangat lanjut.
Bentuk
dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna
merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka kemampuan untuk
mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di
ekstremitas bawah, kemudian didaerah badan, kepala/leher, ektremitas atas,
kuku. Manifestasi secara spesifik adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi
lalat yang berubah, seperti:
a)
perubahan
dalam warna
b)
perubahan
dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
c)
timbulnya
gejala (gatal, rasa terbakar, atau rasa sakit)
d)
terjadi
peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
e)
perubahan
pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
f)
berkembangnya
lesi satelit
Akademi
dermatologi Amerika menekankan pentingnya ABCD saat mengevaluasi setiap lesi
berpigmen, yaitu
a)
Asimetri
b) Border irregularity
c) Color variegation
d) Diameter yang lebih dari 6 mm
4) Penatalaksanaan
Medis
Pendekatan
terapeutik untuk melanoma maligna bergantung pada taraf invasi dalamnya lesi.
Tindakan eksisi merupakan terapi yang terpilih bagi lesi yang kecil dan
superficial.
a)
Bedah
Elektro
Bedah
elektro merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energi listrik.
b)
Bedah
Beku
Bedah
beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Lokasi yang menjalani bedah
beku ini akan melunak secara alami serta mengalami gelatinisasi dan sembuh
spontan.
c)
Pembedahan
Mikrografik Moh
Pembedahan
mikrografik merupakan metode pembedahan untuk mengangkat lesi kulit yang
malignan; metode ini paling akurat dan paling menyelamatkan jaringan normal.
Untuk
lesi yang lebih dalam membutuhkan eksisi
lokal yang luas dan sesudah itu diperlukan graft kulit. Diseksi kelenjar
limfe regional umumnya dilakukan untuk menyingkirkan metastasis.
- PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Hasil biopsy
Memastikan diagnosis melanoma. Spesimen
biopsy yang diperoleh dengan cara eksisi akan mengungkapkan informasi
histologik mengenai tipe, taraf invasi dan ketebalan lesi. Spesimen biopsi yang
mencakup jaringan normal sebesar 1 cm dari bagian tepinya dan bagian jaringan lemak
subkutan yang ada dibawahnya sudah cukup untuk menentukan stadium melanoma,
yang bisa melanoma in situ atau melanoma noninvasive yang dini.
2. Pemeriksaan sinar-x toraks, hitung sel
darah yang lengkap, tes faal hepar dan pemeriksaan CT scan atau radionukleida biasanya diminta
dokter kalau terdapat kecurigaan ke arah kelainan metastatic.
3. Prognosis
Prognosis kelangsungan hidup jangka
panjang (5 tahun) dianggap jelek kalau tebal lesi melebihi 4 mm. metastasis
pada melanoma cenderung terjadi pada tulang, hepar, paru-paru, lien, sistem
saraf pusat dan kelenjar limfe.
E.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.
Karsinoma sel basal (Basalioma)
Anamnesa:
1)
Keluhan
berupa lesi pada kulit.
2)
Adanya
riwayat kontak lama dengan sinar ultraviolet matahari, kontak dengan agen
arsenic.
Pemeriksaan
fisik:
1)
Karsinoma
sel basal didapatkan pada lapisan sel basal dari epidermis atau folikel rambut.
2)
Mula-mula berbentuk papul (papula) meninggi,
“pearly” atau permukaan mengilat seperti “mutiara”, sering terdapat telengiectasi disentral
yang biasanya mengalami ulseratif. Kadang berskuama halus dan berkrusta
tipis dan tumbuh lambat.
b. Karsinoma
sel skuamosa (Skuamosa)
Anamnesa:
1)
Pasien
mengeluh adanya lesi berupa pembesaran pada kulit.
2)
Keluhan
pembesaran tersebut biasanya bersifat lambat, tetapi beberapa lesi membesar
dengan cepat.
3)
Keluhan
lain yang didapatkan pada pasien karsinoma sel skuamosa dapat berupa adanya
perdarahan pada sisi lesi, nyeri local, dan adanya kelembutan pada sisi lesi
terutama dengan tumor yang lebih besar.
4)
Keluhan
adanya kesemutan atau kelemahan otot dapat mencerminkan keterlibatan
perineural, dan merupakan pengkajian anamnesis riwayat yang paling penting
karena memberikan dampak negative terhadap prognosis penyakit.
Pemeriksaan
fisik:
1)
Lesinya
dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun membrane mukosa, atau
bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan keratosis aktinika, leukoplakia ( lesi
premalignant pada membrane mukosa ) atau
lesi dengan pembentukan ulkus.
2)
Daerah-daerah
yang terbuka, khususnya eksitremitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung, dan
dahi merupakan lokasi kulit yang sering terkena kanker ini. Bagian lain yang
terserang karsinoma biasanya adalah suatu kondisi metastatis seperti pada
penis.
c. Melanoma
Maligna
Pengkajian
terhadap pasien melanoma maligna dilakukan berdasarkan riwayat pasien dan
gejalanya. Pasien ditanya khususnya tentang gejala pruritus, nyeri tekan dan
rasa sakit yang bukan merupakan ciri khas nevus yang benigna.
Kepada
pasien juga ditanyakan mengenai perubahan yang terjadi pada nevus yang sudah
ada sebelumnya atau pertumbuhan lesi baru yang berpigmen. Orang-orang yang
beresiko harus diperiksa dengan cermat.
Kaca
pembesar dan pencahayaan yang baik diperlukan dalam melakukan inspeksi kulit
untuk menemukan iregularitas dan perubahan pada nevus. Tanda-tanda yang menunjukkan
perubahan malignan mencakup berikut ini:
1)
Warna
yang bervariasi
a)
Warna
yang dapat menunjukkan keganasan pada lesi yang coklat atau hitam adalah
bayangan warna merah, putih dan biru; warna biru dianggap lebih
mengkhawatirkan.
b)
Daerah-daerah
dalam lesi yang berpigmen perlu dicurigai.
c)
Sebagian
melanoma maligna tidak memiliki warna yang bervariasi tetapi sebaliknya
mempunyai warna yang seragam (hitam kebiruan, kelabu kebiruan, merah kebiruan).
2)
Tepi
yang ireguler
Identasi
atau lekukan yang menyudut pada bagian nevus arus dicatat.
3)
Permukaan
yang ireguler
a)
Tonjolan
permukaan yang tidak merata (topografi ireguler) dapat teraba atau terlihat.
Perubahan pada permukaan bisa licin hingga seperti sisik.
b)
Sebagian
melanoma noduler memiliki permukaan yang licin.
Lokasi
melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai (khususnya
wanita), antara jari-jari kaki pada kaki, muka kulit kepala, jari-jari tangan,
serta pada bagian dorsal tangan. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma
paling sering terdapat ditempat yang tidak mengandung begitu pigmen. Seperti:
telapak tangan, telapak kaki, daerah sublingual dan membrane mukosa.
Diameter
nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6 mm lesi
satelit (lesi yang terletak di dekat nevus) harus dicatat.
2.
Diagnosa
Keperawatan
a. Karsinoma
Sel Basal (Basalioma)
1)
Nyeri
b.d kerusakan jaringan lunak efek metastasi kanker basal, sekunder intervensi
pasca bedah
2)
Kecemasan
b.d kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit
b. Karsinoma
Sel Skuamosa (Skuamosa)
1)
Nyeri
b.d kerusakan jaringan pasca tindakan eksisi bedah bedah
2)
Kecemasan
b.d prognosis penyakit
3)
Pemenuhan
informasi b.d intervensi diagnosa, intervensi, kemoterapi, dan eksisi bedah
c. Melanoma
Maligna
1)
Nyeri
b.d kerusakan tindakan eksisi dan graft kulit
2)
Kecemasan
dan depresi b.d konsekuensi melanoma yang dapat membawa kematian atau kecacatan
3)
kurang
pengetahuan tentang tanda-tanda dini melanoma
3.
Intervensi
dan Rasionalisasi
a. Karsinoma
Sel Basal (Basalioma)
Nyeri b.d kerusakan jaringan lunak
efek metastasi kanker basal, sekunder intervensi paska bedah
|
|
Tujuan:
nyeri berkurang/hilang atau teratasi
Criteria
hasil:
ü Secara subjektif melaporkan nyeri
berkurang atau dapat diatasi dengan skala nyeri 0-4
ü Dapat mengidentifikasi aktivitas
yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
ü Pasien tidak gelisah
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
kaji nyeri dengan
pendekatan PQRST
|
Menjadi
parameter dasar untuk melihat sejauh mana renca intervensi yang diperlukan
dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi menajemen nyeri keperawatan
|
jelaskan
dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif
|
Pendekatan
dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukan
keefektifan dalam mengurangi nyeri
|
Lakukan
menajemen nyeri keperawatan:
o Atur posisi fisiologi dan
imobilisasi ekstrimitas yang mengalami selulitis
o Istirahatkan pasien
o Menajemen lingkungan: lingkungan
tenang dan batasi pengunjung
o Ajarkan teknik relaksasi pernafasan
dalam
o Ajarkan teknik relaksasi pernafasan
dalam
o Ajarkan teknik distraksi pada saat
nyeri
|
Posisi
fiologis akan meningkatkan asupan 02 kejaringan yang mengalami peradangan
subkutan. Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan
letak dari selulitis.
Bagian
tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan imobilitasiuntuk menurunkan
respon peradangan dan meningkatkan kesembuhan.
Istirahat
diperlukan selama fase akut. Disini akan meningkatkan suplai darah pada
jaringan yang mengalami peradangan.
Lingkungan
tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung
akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila
banyak pengunjung yang berada diruangan.
Meningkatkan
asupan O2 sehingga akan menurukan nyeri sekunder dari peradangan.
Distraksi
( pengalihan perhatian ) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorphin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor
nyeri untuk tidak dikirimka ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi
nyeri.
|
Kolaborasi
dengan dokter, pemberian analgetik
|
Analgetik
memblok lintasan nyeri sehingga nyeri kan berkurang
|
Kecemasan
b.d kondisi penyakit, kerusakan luas pada jaringan kulit
|
|
Tujuan:
kecemasan pasien berkurang
kriteria
hasil :
Pasien
menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi
penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan,
wajah rileks
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Kanji
tanda verbal dan nonverbal kecemasan, damping pasien dan lakukan tindakan
bila menunjukan prilaku merusak
|
Reaksi
verbal/nonverbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah, dan gelisah
|
Hindari
konfrontasi
|
Konfrontasi
dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat
penyembuhan.
|
Mulai
melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan.
Beri
lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirat
|
Mengurangi
rangsangan eksternal yang tidak perlu
|
Bina
hubungan saling percaya
|
Mereka
harus didorong untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka
percayai. Mendengarkan keprihatinan mereka dan selalu siap untuk memberikan
yang terampil serta penuh kehangatan yang penting untuk mengurangi ansietas.
|
Orientasikan
pasien terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan.
|
Orientasi
dapat menurunkan kecemasan.
|
Beri
kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
|
Dapat
menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
|
Berikan
privasi untuk pasien dan orang terdekat
|
Member
waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan prilaku
adaptasi.
Adanya
keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktifitas dan
pengalihan ( misalnya: membaca ) akan menurunkan perasaan terisolasi.
Pengaturan
agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak
mencurahkan waktu bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat suportif.
|
Kolaborasi
:
ü Berikan anti cemas sesuai indikasi
contohnya diazepam.
|
Meningkatkan
relaksasi dan menurunkan kecemasan.
|
b. Karsinoma
Sel Skuamosa (Skuamosa)
Nyeri b.d kerusakan jaringan paska
tindakan eksisi bedah
|
|
Tujuan:
dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurang/hilang atau teratasi
Criteria
hasil:
ü Secara subjektif melaporkan nyeri
berkurang atau dapat diatasi dengan skala nyeri 0-4
ü Dapat mengidentifikasi aktivitas
yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
ü Pasien tidak gelisah
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
kaji nyeri dengan
pendekatan PQRST
|
Menjadi
parameter dasar untuk melihat sejauh mana renca intervensi yang diperlukan
dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi menajemen nyeri keperawatan
|
jelaskan
dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif
|
Pendekatan dengan
menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukan keefektifan
dalam mengurangi nyeri
|
Lakukan
menajemen nyeri keperawatan:
o Atur posisi fisiologi dan
imobilisasi ekstrimitas yang mengalami selulitis
o Istirahatkan pasien
o Menajemen lingkungan: lingkungan
tenang dan batasi pengunjung
o Ajarkan teknik relaksasi pernafasan
dalam
o Ajarkan teknik relaksasi pernafasan
dalam
o Ajarkan teknik distraksi pada saat
nyeri
|
Posisi
fiologis akan meningkatkan asupan 02 kejaringan yang mengalami peradangan
subkutan. Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan
letak dari selulitis.
Bagian
tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan imobilitasiuntuk menurunkan
respon peradangan dan meningkatkan kesembuhan.
Istirahat
diperlukan selama fase akut. Disini akan meningkatkan suplai darah pada
jaringan yang mengalami peradangan.
Lingkungan
tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung
akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung yang berada diruangan.
Meningkatkan
asupan O2 sehingga akan menurukan nyeri sekunder dari peradangan.
Distraksi
( pengalihan perhatian ) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorphin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor
nyeri untuk tidak dikirimka ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi
nyeri.
|
Kolaborasi
dengan dokter, pemberian analgetik
|
Analgetik
memblok lintasan nyeri sehingga nyeri kan berkurang
|
Kecemasan
b.d prognosis penyakit
|
|
Tujuan:
kecemasan pasien berkurang
kriteria
hasil :
Pasien
menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi
penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan,
wajah rileks
|
|
intervensi
|
rasional
|
Kanji
tanda verbal dan nonverbal kecemasan, damping pasien dan lakukan tindakan
bila menunjukan prilaku merusak
|
Reaksi
verbal/nonverbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah, dan gelisah
|
Hindari
konfrontasi
|
Konfrontasi
dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat
penyembuhan.
|
Mulai
melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan.
Beri
lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirat
|
Mengurangi
rangsangan eksternal yang tidak perlu
|
Bina
hubungan saling percaya
|
Mereka
harus didorong untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka
percayai. Mendengarkan keprihatinan mereka dan selalu siap untuk memberikan
yang terampil serta penuh kehangatan yang penting untuk mengurangi ansietas.
|
Orientasikan
pasien terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan.
|
Orientasi
dapat emnurunkan kecemasan.
|
Beri
kesempatan kepada pasien u/ mengungkapkan ansietasnya.
|
Dapat
menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
|
Berikan
privasi untuk pasien dan orang terdekat
|
Member
waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan prilaku
adaptasi.
Adanya
keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktifitas dan
pengalihan ( misalnya: membaca ) akan menurunkan perasaan terisolasi.
Pengaturan
agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak
mencurahkan waktu bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat suportif.
|
Kolaborasi
:
ü
Berikan
anti cemas sesuai indikasi contohnya diazepam.
|
Meningkatkan
relaksasi dan menurunkan kecemasan.
|
Pemenuhan
informasi b.d intervensi diagnosa, intervensi, kemoterapi, dan eksisi bedah
|
|
Tujuan
: informasi kesehatan terpenuhi
Criteria
hasil :
ü Pasien mampu menjelaskan kembali
pendidikan kesehatan yang diberikan
ü Pasien termotivasi untuk menjelaskan
yang telah diberikan
|
|
intervensi
|
rasional
|
Kaji
tingkat pengetahuan pasien tentang prosedur diagnostik, pembedahan kolostomi
sementara, dan rencana perawatan dirumah
|
Tingkat
pengetahuan dipengerahui oleh kondisi sosial pasien. Perawat menggunakan
pendekatan sesuai dengan kondisi individu pasien dengan mengetahui tingkat
pengetahuan tersebut perawat dapat lebih terarah dalam memberikan pendidikan
yang sesuai dengan pengetahuan pasien secara efesien dan efektif
|
Cari
sumber yang meningkatakan penerimaan informasi
|
Keluarga
terdekat dengan pasien perlu dilibatkan dalam pemenuhan informasi untuk
menurunkan resiko misininterprestasi terhadap informasi yang diberikan .
|
Jelakan
tentang terapi dengan temoterapi
|
Pasien
perlu mengetahui bahwa kemoterapi diberikan sebagai pelengkap terapi bedah
dan terapi radiasi.
|
Jelaskan
tentang terapi radiasi.
|
Pengetahuan
tentang karsinoma skuamosa walaupun tidak bersifat radiosensitive pada
kebanyakan pasien jika memberikan efek penyusutan tumor akan bertambah semangat
pada pasien untuk terapi .
|
Jelaskan
dan lakukan pemenuhan atau persiapan pembedahan, meliputi:
·
Diskusikan
jadwal pembedahan.
·
Persiapan
administrasi dan informet consent
·
Lakukan
pendidikan kesehatan pereoperatif
·
Programkan
intruksi yang didasarkan pada kebutuhan individu direncanakan dan
diimplementasikan pada waktu yang tepat.
|
·
Pasien
dan keluarga harus diberitahu waktu dimulainya pembedahan. Apabila rumah
sakit mempunyai jadwal kamar operasi yang padat, lebih baik pasien dan
keluarga diberitahukan tentang banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkan
sebelum pasien
·
Pasien
sudah menyelesaikan administrasi dan mengetahui secara financial biaya
pembedahan. Pasien sudah mendapat penjelasan tentang pembedahan kolektomi
atau kolostomi oleh timbedah dan menandatangani imfomed consent.
·
Manfaat
dari intruksi preoperative telah dikenal sejak lama. Setiap pasien diajarkan
seseorang individu, dengan mempertimbangkan segala keunikan ansietas,
kebutuhan, dan harapan-harapannya .
·
Jika
sesi penyuluhan dilakaukan beberapa haru sebelum pembedahan, pasien mungkin
tidak ingat tentang telah apa yang dikataka. Jika intruksi diberikan terlalu
dekat dengan waktu pembedahan, pasien mungkin tidak dapat berkonsentrasi atau
belajar karna ansietas atau efek dari medikasi praanestesi
|
Beritahu
pembedahan:
·
Persipan
puasa
·
Persipan
kulit
|
Puasa
dilakukan minimal 6-8 jam sebelum pembedahan apabila intervensi bedah
dilaksanakan dengan menggunakan anestesi umum.
Tujuan
dari persiapan kulit preoperative adalah untuk menguragi sumber bakteri tanpa
mencederai kulit.
|
Beritahu
pasien dan keluarga kapan pasien bisa dikunjungi
|
Pasien
akan mendapat manfaat bila mengetahui kapan keluarga dan temannya dapat
berkunjung setelah pembedahan.
|
Beri
informasi tentang menajemen nyeri keperawatan
|
Menajemen
nyeri dapat dilakukan untuk peningkatan control nyeri pada pasien.
|
Berikan
motivasi dan dukungan moral
|
Intervensi
untuk meningkatkan keinginan pasien dalam melaksanakan pengobatan jangka
panjang.
|
c. Melanoma
Maligna
Nyeri b.d tindakan dan graft kulit
|
|
Tujuan:
nyeri berkurang/hilang atau teratasi
Criteria
hasil:
ü
Secara
subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi dengan skala nyeri
0-4
ü
Dapat
mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
ü
Pasien
tidak gelisah
|
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
kaji nyeri dengan pendekatan
PQRST
|
Menjadi
parameter dasar untuk melihat sejauh mana renca intervensi yang diperlukan
dan sebagai evaluasi keberhasilan dari intervensi menajemen nyeri keperawatan
|
jelaskan
dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif
|
Pendekatan
dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukan
keefektifan dalam mengurangi nyeri
|
Lakukan
menajemen nyeri keperawatan:
o
Atur
posisi fisiologi dan imobilisasi ekstrimitas yang mengalami selulitis
o
Istirahatkan
pasien
o
Menajemen
lingkungan: lingkungan tenang dan batasi pengunjung
o
Ajarkan
teknik relaksasi pernafasan dalam
o
Ajarkan
teknik relaksasi pernafasan dalam
o
Ajarkan
teknik distraksi pada saat nyeri
|
Posisi
fiologis akan meningkatkan asupan 02 kejaringan yang mengalami peradangan
subkutan. Pengaturan posisi idealnya adalah pada arah yang berlawanan dengan
letak dari selulitis.
Bagian
tubuh yang mengalami inflamasi local dilakukan imobilitasiuntuk menurunkan
respon peradangan dan meningkatkan kesembuhan.
Istirahat
diperlukan selama fase akut. Disini akan meningkatkan suplai darah pada
jaringan yang mengalami peradangan.
Lingkungan
tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung
akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila
banyak pengunjung yang berada diruangan.
Meningkatkan
asupan O2 sehingga akan menurukan nyeri sekunder dari peradangan.
Distraksi
( pengalihan perhatian ) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorphin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor
nyeri untuk tidak dikirimka ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi
nyeri.
|
Kolaborasi
dengan dokter, pemberian analgetik
|
Analgetik
memblok lintasan nyeri sehingga nyeri kan berkurang
|
Kecemasan dan depresi
b.d melanoma yg dapat membawa kematian dan menimbulkan cacat
|
|
kriteria
hasil :
Pasien
menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi
penyebab atau faktor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan,
wajah rileks
|
|
intervensi
|
rasional
|
Kanji
tanda verbal dan nonverbal kecemasan, damping pasien dan lakukan tindakan
bila menunjukan prilaku merusak
|
Reaksi verbal/nonverbal dapat
menunjukan rasa agitasi, marah, dan gelisah
|
Hindari
konfrontasi
|
Konfrontasi
dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat
penyembuhan.
|
Mulai
melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan.
Beri
lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirat
|
Mengurangi
rangsangan eksternal yang tidak perlu
|
Bina
hubungan saling percaya
|
Mereka
harus didorong untuk mengekspresikan perasaan terhadap seseorang yang mereka
percayai. Mendengarkan keprihatinan mereka dan selalu siap untuk memberikan
yang terampil serta penuh kehangatan yang penting untuk mengurangi ansietas.
|
Orientasikan
pasien terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan.
|
Orientasi
dapat menurunkan kecemasan.
|
Beri
kesempatan kepada pasien u/ mengungkapkan ansietasnya.
|
Dapat
menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.
|
Berikan
privasi untuk pasien dan orang terdekat
|
Member
waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan prilaku
adaptasi.
Adanya
keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktifitas dan
pengalihan ( misalnya: membaca ) akan menurunkan perasaan terisolasi.
Pengaturan
agar anggota keluarga dan setiap teman dekatnya untuk lebih banyak
mencurahkan waktu bersama pasien dapat menjadi upaya yang bersifat suportif.
|
Kolaborasi
:
ü
Berikan
anti cemas sesuai indikasi contohnya diazepam
|
Meningkatkan
relaksasi dan menurunkan kecemasan.
|
kurang pengetahuan
tentang tanda-tanda dini melanoma
|
|
Tujuan : terpenuhinya
pengrtahuan pasien tentang kondisi penyakit.
Criteria evaluasi :
ü Mengungkapkan pengertian tentang
proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan dengan kemungkinan komplikasi.
ü Mengenal perubahan gaya
hidup/tingkah laku untuk mencegah terjadinya komplikasi.
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Beri penekanan akan
pentingnya pengenalan dini tanda-tanda melanoma.
|
Harapan yang terbesar
untuk mengendalikan penyakit terletak pada pendidikan pasien mengenai
pengenalan tanda-tanda dini melanoma. Pasien yang berisiko harus diajarakan
untuk memeriksa kulit dan mereka sebulan sekali dengan cara sistematis.
|
Identifikasi
sumber-sumber pendukung yang memungkinkan untuk mempertahankan perawatan
dirumah yang dibutuhkan.
|
Keterlibatan keluarga
terhadap cara-cara untuk mengidentifikasi melanoma akan meningkatkan risiko
metastasis yang lebih berat.
|
ajarkan tentang
tanda-tanda bahaya melanoma.
|
Tanda bahaya melanoma
berikut ini: perubahan pada ukuran , warna, bentuk nevus, permukaan nevus
atau kulit disekitar nevus.
|
Langganan:
Postingan (Atom)